Alohaaa!!!
Setelah sekian lama, akhirnya saya bisa buka blog lagi. Kali
ini dengan perasaan lega tanpa beban [mwehehehe] kenapa? Karena segala macam
rintangan sma sudah terlewati alhamdulillah dengan lancar. TO, UP, US, UN semua
adalah masa lalu bahkan pengumuman SNMPTN pun sudah jadi past tense.
Well ya, semuanya bisa lancar karena Allah SWT dan Allah
sangat sayang sama saya. Sedikit flashback ya, sejak saya naik ke kelas 12 sma,
semua hal jadi kaya benng kusut. Dan karena saya tipe orang yang gak pede, jadi
pas sekolah sekolah mulai buka pendaftaran saya langsung ke bk buat beli
formulir, dan ya saya daftar di D3 IPB jurusan SJMP, Poltekkes Bandung jurusan
kesling dan Poltekkes Jakarta 2 jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi.
Jangan lupakan pendaftaran SNMPTN,saya pilih UB dengan pilihan pertama
kedokteran hewan. Alhamdulillah semuanya diterima, dan tentu aja yang saya
pilih adalah kedokteran hewan Universitas Brawijaya ^0^)/
Balik lagi ke judul postingan ini, kali ini saya mau
ngeluarin semua hal yang selama ini ada dikepala ku dan baru tersalurkan ke
orangtua ku [makasih ma, pa].
Ya seperti yang kalian lihat, saya diterima di Universitas
Brawijaya jurusan kedokteran hewan. Dan saya SANGAT BANGGA dan bersyukur karena
dapat dijurusan dan universitas tersebut yang aktualnya memang benar keinginan
saya untuk sekolah di univ tersebut dan jurusan yang dapat dikatakan adalah
passion saya.
Tapi apa yang orang katakan tentang pilihan jurusan
tersebut?
“Loh kok dokter hewan?”
“kenapa dokter hewan, mending dokter manusia,”
“mau jadi apa nanti kalo udah lulus?”
“kamu ga jijik apa ngurusin hewan, hewan kan kotor,”
Dan berbagai macam pertanyaan bahkan olokan lainnya.
Sesungguhnya saya merasa sakit mendengarnya, miris sekali. Bukan
hanya orang lain yang memberi komentar seperti itu, keluarga besar saya pun
beberapa ada yang melontarkan pertanyaan itu. Saya memang bukan orang yang terlahir dikalangan kedokteran, dan tak ada yang berprofesi sebagai dokter hewan. mungkin itulah sebabnya beberapa orang dikeluarga besar saya menanyakan hal tersebut. Namun, apakah pantas pertanyaan tersebut dilontarkan? [terlebih dengan kesan merendahkan] Tidak tau kah kalian bahwa tidak
ada yang menjamin kalian akan bekerja sesuai dengan bidang kalian setelah lulus
nanti, banyak contoh orang yang pada akhirnya bekerja tidak sesuai dengan
bidangnya saat kuliah dulu. Salah satunya adalah pegawai bank, apakah seluruh
pegawai bank lulusan sarjana manajemen, akuntansi? Tidak!
“mau jadi apa kalo udah lulus?” ingin rasanya saya tertawa
mendengar pertanyaan tersebut, bukankah sudah jelas bahwa saat lulus nanti saya
akan menjadi dokter hewan [setelah sekolah profesi tentunya]?
Memang tidak semua orang di lingkungan saya memandang rendah
jurusan yang saya ambil, termasuk orangtua dan kakak saya, bahkan mereka yang
benar-benar mengenal saya mengatakan kalau saya memilih jurusan yang tepat. Dan
saya bersyukur karena mempunyai papa,mama, dan kakak yang benar-benar mendukung
jalan yang saya pilih.
Banyak sekali alasan yang mendorong saya untuk memilih menjadi
dokter hewan, dan tentunya bukan merupakan paksaan dari keluarga.
-
Sejak kecil saya sangat mencintai binatang terutama kucing. Tidak jarang saya membawa pulang kucing dengan berbagai kondisi. Mulai dari yang bersih, sehat, kotor, sakit, terluka, kena lem tikus [sampe akhirnya dia jadi kucing eksotik tanpa rambut] dan berbagi macam kondisi lainnya. Ngerawat mereka. Sampe mamah marah dan akhirnya mereka dibuang satu per satu [I’ll never forget that sad moment hiks :’(]. Ada perasaan jijik? GA! Sama sekali ga ada perasaan jijik. Bisakah kalian bayangin gimana caranya anak TK ngurusin kucing tanpa minta tolong ke ortu mereka? Well, I naturally did that. Bisa dibilang itu bakat alami yang saya punya.
-
Saya seharusnya berterimakasih pada salah satu dokter hewan yang ada di kota saya, sebut saja dia drh. XX [karena perempuan maka saya gunakan XX sebagai nama samaran]. Karenadrh. XX saya jadi dendam dan termotivasi untuk menjadi dokter hewan dan tentu saja menjadi dokter hewan yang lebih baik dari beliau dan lebih BERTANGGUNGJAWAB. Kenapa saya sampai dendam? Dulu saya hanya tau 1 dokter hewan di kota asal saya, yaitu drh. XX ini, saya juga tau dia seorang ibu dan memiliki anak kecil. Waktu itu, kucing saya sakit parah dia sakit ginjal dan benar-benar parah. Jarak rumah saya ke rumah sekaligus tempat praktik drh. XX itu bisa dibilang jauh. Tapi demi kucing, saya dan orangtua saya maksain buat pergi ke rumah drh. XX dan sesampainya disana, beeliau bilang sedang punya anak kecil dan ada acara dirumah tetangganya. HELLO? Apa pantas dokter hewan bilang gitu? BIG NO! Dan akhirnya besoknya kucing saya mati tanpa sempat dapat perawatan dokter. Sejak saat itu saya bertekad buat jadi dokter hewan. Bisa dibilang cita-cita saya ada karena kasus dengan drh. XX tersebut.
-
Masuk SMA, pola pikir berubah, begitupun dengan cita-cita saya yang sempat goyah dengan pilihan menjadi ahli gizi. Namun menginjak kelas 12, semua orang berubah jadi ganas [yakali ganas -__-] tidak sedikit yang menusuk dari belakang. Begitu pun yang saya alami, ketika teman saya
[bisa dibilang cukup dekat waktu itu]memutuskan untuk jadi ahli gizi juga. Dan sesuai dengan pengalaman kakak kelas tahun sebelumnya, kecil kemungkinan suatu universitas mengambil 2 orang dengan jrusan yang sama. Disinilah otak saya kembali berputar untuk menentukan pilihan jurusan serta universitas yang akan saya jalani kedepannya. Dan sayapun kembali pada cita-cita awal menjadi dokter hewan. Selain itu, perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki jurusan kedokteran hewan masih sedikit bahkan bisa dihitung dengan jari. Jadi udah kebayang dong dengan sedikitnya sekolah yang punya program kedokteran hewan dan banyaknya tenaga kerja dokter hewan yang dibutuhkan, otomatis lapangan pekerjaan jadi lebih luas. ^0^)/ -
Dokter hewan mempunyai kode etik sendiri. Seperti halnya dokter manusia dan dokter gigi, dokter hewan pun mempunyai kode etik kedokteran.
-
Dokter hewan merupakan pekerjaan yang sangat dihormati diluar negeri. Masyarakat luar negeri sangat mengetahui peranan dokter hewan, mereka tidak akan mendapat gizi yang baik bila hewan yang mereka konsumsi populasinya berkurang karena suatu penyakit, dan hanya dokter hewanlah yang memiliki kemampuan serta kewenangan dalam pengobatan hewan tersebut. Itulah salah satu alasan mereka sangat menghormati dokter hewan.
-
Jadi dokter hewan itu susah. Bukan hanya fisik dan mental yang dibutuhkan tapi juga pengetahuan yang luas. Dokter hewan memeriksa berbagai hewan dengan spesies yang berbeda tidak seperti dokter manusia yang hanya berfokus pada satu hal, manusia. Jadi jangan anggap spele kedokteran hewan.Taukah kalian bahwa indonesia sendiri masih kekurangan banyak tenaga dokter hewan, seperti yang dikatakan oleh sebuah artikel yang saya baca.Setelah semua yang saya paparkan, so apa salahnya jadi dokter hewan?Memang benar, untuk saat ini saya hanya bisa tersenyum dalam menanggapi semua pertanyaan bahkan olokan serta pandangan orang yang memangdang dokter hewan dengan sebelah mata dan meremehkannya. Tapi siapa yang akan tau gimana nanti kedepannya?Yang jelas yang saya tau saat ini adalah CITA-CITA SAYA SEJAK KECIL TELAH TERCAPAI DAN SAYA BANGGA AKAN HAL TERSEBUT!!!!Ps: ga banyak loh orang yang cita-cita saat kecilnya tercapai, bahkan ga banyak juga orang yang punya cita-cita. So if you have one, you should fight for it!
2 komentar:
Makasih lo ka, setelah baca ini saya jadi lebih termotivasi lagi untuk menjadi mhasiswa fkh. Sama seperti kk, dari kecil saya juga mempunyai cita" menjadi dokter hewan, hanya bedanya saya dendam kepada diri saya sendiri. Soalnya di daerah saya tidak ada dokter hewan, dan saya tidak bisa berusaha maksimal untuk menyembuhkan kucing saya. Dan juga ada beberapa faktor yg membuat saya tidak bisa merawat kucing saya, salah satunya uang. Dan darisitu saya mempunyai tekad untuk bisa menyembuhkan kucing" yg sakit, terlantar tanpa harus memerlukan biaya. Kata kaka saya, dari kecil saya sudah memperlihatkan bakat alami saya yaitu membantu kucing yg melahirkan. Ya, walaupun kemarin" saya sempet labil pengen masuk jurusan, tapi sekarang pilihan saya sudah mantap untuk menjadi dokter hewan.
Aduh maaf ni jadi curhat ka. :D
Doain aku ya ka bisa nyusul kk jadi mahasiswa fkh, btw skrg aku baru kelas XII ka. Hehe..
Semangat juga buat kk meraih gelar dokter hewannya!!
kak makasih blognya motivasi bgt sampe mikir ini yg nulis blognya gue kali ya ko mirip bgt ceritanya😂😂 doain kakk hari ini saya pengumuman snm dan milih fkh unbraw juga. smg kakak bs jd katingku yaa Aamiin ya Allah🙏🙏
Posting Komentar